Translate

Popular Posts

Powered by Blogger.

Sunday, April 1, 2012

Saman Gelar Diskusi 501 Tahun Aceh Berdaulat

Lembaga Budaya Saman menggelar acara diskusi publik memperingati 501 tahun kedaulatan Aceh Darussalam. Acara berlangsung selama tiga jam di Drodya Kafe, Sabtu, 31 Maret 2012.

Hadir sebagai pembicara Rahmat Al Banta Direktur CAJP (Center for Acheh Justice and Peace), Hermansyah, Filolog dan ahli sejarah juga Yudi Kurnia, Ketua DPRK Banda Aceh.

Kegiatan yang dihadiri belasan peserta dari kalangan aktivis, budayawan, mahasiswa dan awak media tersebut berlangsung hangat dan sukses.

Thayeb Sulaiman, Direktur Lembaga Budaya Saman kepada The Atjeh Post mengatakan bahwa ke depan mereka akan melakukan diskusi yang lebih besar lagi dengan melibatkan berbagai pihak. Thayeb juga berharap agar peringatan ini bisa menjadi peringatan daerah yang harus diperingati secara massal.

“Sebelumnya kami juga pernah melakukan diskusi publik Acehnologi,
jadi ini merupakan upaya kami untuk mempopulerkan kembali sejarah-sejarah Aceh kepada orang Aceh,” tuturnya.

Maret 2010 lalu pihak Lembaga Budaya Saman juga pernah beraudiensi dengan wakil Gubernur Aceh waktu itu, mereka mengusulkan agar tari Saman bisa diakui sebagai warisan dunia oleh Unesco. Dan pada tahun 2011 lalu tari Saman telah disahkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia.

“Tetapi saya tidak berani mengklaim bahwa disahkannya tari Saman oleh Unesco merupakan tindak lanjut pemerintah dari hasil audiensi dengan kami, tetapi yang pasti kami pernah menyampaikan itu pada Wagub,” kata Thayeb.

Dalam penjelasannya Rahmat Al Banta mengatakan bahwa selama ini nilai bahasa Aceh menjadi sangat rendah, dan nilai budaya Aceh menjadi anjlok karena generasi muda tidak lagi memahami nilai dan sejarah Aceh dengan benar. “Bagaimana bangsa Aceh ini akan maju kalau berbicara bahasa Aceh saja kita masih malu,” jelasnya.

Sementara Hermansyah mengatakan bahwa media punya peluang besar untuk menyelamatkan sejarah kebudayaan Aceh, menurutnya ini adalah tantangan tersendiri bagi media-media lokal untuk memberi ruang lebih berupa halaman khusus berbahasa Aceh.

“Dengan adanya ruang ini media sudah menyelamatkan aksara dan budaya Aceh itu sendiri,” katanya.

Thayeb mengatakan bahwa pihaknya akan terus memfollow up hasil diskusi hari ini, dan mengupayakan agar pelajaran sejarah Aceh bisa menjadi mata pelajaran di Sekolah.[]


Source: http://atjehpost.com/read/2012/03/31/5481/37/13/Saman-Gelar-Diskusi-501-Tahun-Aceh-Berdaulat

No comments: