Translate

Popular Posts

Powered by Blogger.

Thursday, February 23, 2012

Mereka hanya Manggut-manggut


Mereka, para pelajar dari National University of Singapore dan pelajar dari Fak Adab IAIN Ar-Raniry sangat berminat mendalami sumber-sumber yang terdapat di dalam naskah kuno saat dihadapan mereka. Karena keseriusan tersebut, mereka sangat menyimak apa yang disampaikan oleh kolektor naskah dan juga oleh Profesor-nya.
Pelajaran penting mereka peroleh langsung di lapangan.

Berita Serambi Indonesia ini menunjukkan keseriusan mereka:
SELAMA di rumah Tarmizi A Hamid, para mahasiswa ini mempelajari sejumlah kitab kuno yang umumnya ditulis dalam huruf jawi (bahasa Melayu dan Aceh). Kebanyakan mereka ternyata tidak bisa membaca atau memahami kalimat-kalimat yang tertulis dalam kitab-kitab tersebut.

Para mahasiswa ini hanya tampak manggut-manggut saat mendapat penjelasan dari ahli filologi (kajian naskah kuno) dari Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry, Hermansyah MA. Karena huruf-huruf Jawi maupun kalimat yang tertulis dalam kitab itu sangat sulit dibaca oleh orang awam.

Zuliana, mahasiswa tahun ke-4 di NUS bidang Pengajian Melayu mengatakan, kunjungan belajar ke Aceh ini berlangsung selama lima hari, sejak Senin (19/2) lalu. Selain berkunjung ke rumah Tarmizi A Hamid, mereka juga sudah mengungjungi Musium Aceh, Kampus Darussalam, dan beberapa lokasi bersejarah lainnya.

“Insya Allah nanti sore (kemarin-red) kami akan ke Mahkamah  Syar’iyah. Nanti juga akan ada kunjungan ke lokasi-lokasi sejarah tsunami. Kami sangat senang berada di Aceh, sangat bagus. Kami sudah lama ingin berkunjung ke Aceh, karena dari cerita orang-orang tua kami, Aceh ini adalah Serambi Mekkah,” kata dia.

Uniknya, dari delapan mahasiswa jurusan “Pengajian Melayu UNS” yang berkunjung ke Aceh, hanya ada satu laki-laki. Uniknya lagi, pria satu-satunya dalam rombongan ini bernama Ming Han, keturunan Cina-Singapura yang tertarik untuk mempelajari tentang sejarah peradaban Melayu.


Source:  http://aceh.tribunnews.com/2012/02/23/mereka-hanya-manggut-manggut

Mahasiswa Singapura Belajar Peradaban Melayu ke Aceh


Foto Bersama 22 Febr 2012 

Ada pelajaran penting yang harus kita petik dari kunjungan mahasiswa/i  National University of Singapore (NUS) ke tempat-tempat koleksi manuskrip (naskah kuno), bahwa mereka masih peduli dan menekuni sejarah bangsa lain, khususnya  warisan khazanah Melayu-Aceh yang berbentuk naskah kuno.

Berikut berita liputan media Serambi:
Delapan Mahasiswa National University of Singapore (NUS), sejak tiga hari terakhir melakukan kunjunga ke sejumlah situs bersejarah di Aceh. Para mahasiswa dari jurusan "Pengajian (Pengkajian-red) Melayu" ini sedang melakukan penelitian tentang jejak sejarah dan peradaban Melayu di Aceh.

"Saya rasa Aceh adalah salah satu dari sedikit daerah yang masih menyimpan banyak bukti sejarah Melayu, makanya saya sering memilih Aceh sebagai salah satu daerah yang wajib dikunjungi oleh mahasiswa saya,"

Wednesday, February 22, 2012

Seminar Internasional Pelestarian Maklumat dan Ilmu Nusantara di Aceh


Foto Bersama Tim UiTM Malaysia dengan Fak Adab IAIN Ar-Raniri

Hermansyah, MA Hum menjadi pemateri dalam seminar Internasional di gedung auditorium PascaSarjana IAIN Ar-Raniri Banda Aceh, dalam acara “Pelestarian Maklumat & Ilmu Nusantara: Acheh”  atas kerjasama UITM Malaysia dengan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh (Senin, 20 Februari 2012). Makalahnya berjudul  "Preservasi Naskah-naskah Kuno di Aceh (Pra dan Pasca Gempa Tsunami 2004)"

Dalam presentasi tersebut yang menjadi kajian utama adalah, Berapakah jumlah naskah yang hancur dan musnah akibat Gempa-Tsunami 2004 di Aceh? Dan, berapakah manuskrip yang tersisa saat ini? Bagaimana pemeliharaan, restorasi, digitalisasi, dan yang terpenting pengkajian dan penelitian terhadap sumber-sumber primer tersebut.

Pemeliharaan dan pelestarian (preservasi) yang telah dan sedang dilakukan di Aceh selama ini,